PERJUANGAN SUAMI YANG MENJAGA ISTRINYA..?? NAMUN LIHATLAH APA YANG DI LAKUKANYA, AKAN MEMBUATMU TERKEJUT...

Beberapa Suami, beberapa Istri maupun sebagian calon suami istri, perlu kalian tau bila ini yakni satu cerita 'tragis' dalam kehidupan berumah ­tangga. Saya meyakini kalian nantinya pastinya akan menyesal serta sangat terpaksa membaca lagi dari pertama jika melupakan satu kalimat saja dalam cerita yg saya tulis ini.

Semua berawal dari satu rumah menawan di tepi desa, yg mana hiduplah di sana sepasang suami istri, sebut saja Pak Andre serta Bu Rina. Pak Andre yakni anak tunggal keturunan orang terpandang di desa itu, tengah Bu Rina yaitu anak orang umum.

Akan tetapi ke-2 orangtua Pak Andre, demikian menyayangi menantu satu­ satunya itu. Lantaran kecuali rajin, patuh serta taat beribadah, Bu Rina juga telah tidak punyai saudara serta orang-tua lagi.

Mereka semuanya jadi satu diantara korban gempa satu tahun lebih yg lalu.

Sekilas orang saksikan, mereka yakni pasangan yg begitu serasi.

Beberapa tetangganya juga paham bagaimana mereka dahulu meniti usaha dari kecil untuk meraih kehidupan mapan seperti saat ini.

Sayangnya, pasangan itu belum lengkap. Dalam kurun saat sepuluh th. umur pernikahannya, mereka belum juga dikaruniai seseorang anakpun.

Menyebabkan Pak Andre putus harapan hingga meskipun masihlah demikian cinta, dia miliki kemauan untuk menceraikan sang istri, yg dianggabnya tidak bisa memberi keturunan sebagai penerus generasi.

Setelah lewat pembicaraan sengit, begitu sedih serta duka yg mendalam, pada akhirnya Bu Rina juga menyerah pada ketetapan suaminya untuk tetaplah bercerai.

Sambil menahan perasaan yg tak menentu, suami istri itupun mengemukakan inspirasi perceraian itu pada orang tuanya. Orang tuanya juga menentang keras, demikian tak sepakat, namun nampaknya ketentuan Pak Andre telah bulat. Dia tetaplah bakal menceraikan Bu Rina.

Sesudah berdebat cukup lama dan alot, selanjutnya dengan berat hati ke-2 orang-tua itu
menyepakati perceraian itu dengan satu prasyarat, yakni agar perceraian itu juga
diselenggarakan dalam satu pesta yg sama besar seperti besarnya pesta saat mereka menikah dulu.

Lantaran tidak ingin mengecewakan ke-2 orang tuanya, jadi persyaratan itu
juga di setujui.

Demikian hari kemarin, pesta diselenggarakan. Saya berani sumpah apabila itu yaitu satu pesta yg demikian tak membahagiakan untuk siapa saja yg ada.

Pak Andre tampak tertekan, stres serta senantiasa menenggak minuman mengandung alkohol hingga mabuk serta sempoyongan.

Sebentar Bu Rina terlihat senantiasa melamun serta sesekali mengusap air mata nelangsa di pipinya.

Di sela mabuknya itu tiba­tiba Pak Andre berdiri tegap serta berkata lantang, " Istriku, waktu anda pergi nanti... ambillah saja serta bawalah serta semua barang bernilai atau apa pun itu yg anda gemari serta anda sayangi sampai kini..! "

Setelah berkata demikian, selang beberapa saat ia semakin mabuk serta pada akhirnya tak sadarkan diri.
Besok harinya, usai pesta, Pak Andre terbangun dengan kepala yg masih tetap berdenyut denyut berat.

Dia terasa asing dengan keadaan di sekitarnya, sedikit yg dikenalnya
terkecuali satu.

Rina istrinya, yg tetap masih demikian ia cintai, sosok yg sepanjang bertahun­tahun ini
rekani hidupnya. Jadi, dia juga lantas ajukan pertanyaan, " Ada dimakah saya..? Kelihatannya ini tidaklah kamar kita..? Apakah saya masih tetap mabuk serta punya mimpi..? Tolong terangkan... "

Bu Rina juga lantas melihat suaminya penuh cinta, serta dengan mata berkaca dia menjawab, " Suamiku... ini dirumah peninggalan orang tuaku, serta mereka itu beberapa tetangga.

Kemaren anda katakan di depan kebanyakan orang apabila saya bisa membawa apa saja yg saya menginginkan serta saya sayangi. Serta perlu kamu paham.kamu mengerti, didunia ini tidak ada satu barang juga yg bernilai serta saya cintai dengan sepenuh hati kecuali anda. Oleh karena itu anda sekarang ini kubawa serta dimanapun saya pergi. Ingat, anda telah berjanji dalam pesta itu..! "

Dengan perasaan terperanjat setelah tertegun sebentar serta sebentar tersadar, Pak Andre juga lantas bangun serta lantas memeluk istrinya erat serta cukup lama sambil terdiam.

Bu Rina juga hanya bisa pasrah tidak ada dapat membalas pelukannya. Ia biarlah ke-2 tangannya tetaplah lemas, lurus sejajar dengan badan kurusnya.

" Maafkan saya istriku, saya sungguh bodoh serta tidak paham bila ternyata
sebegitu dalamnya cintamu buat aku. Sampai walaupun saya telah menyakitimu dan
miliki kemauan menceraikanmu walau, anda tetap masih menginginkan membawa dan diriku
bersamamu dalam keadaan apa pun... "

Ke-2 suami istri itupun pada akhirnya ikhlas berpelukan serta keduanya sama bertangisan melampiaskan penyesalannya masing­masing. Mereka pada akhirnya mengikat janji (lagi) berdua untuk tetaplah sama-sama suka pada hingga ajal memisahkannya. Yup... till death do apart..! Subhanallah...

Tahukah kalian, apa yg bisa kita lakoni dari narasi diatas? Jika menurut Kang Sugeng sih begini, maksud paling utama dari satu pernikahan itu tidak cuma untuk menghasilkan keturunan, meskipun diakui memperoleh buah hati itu yaitu dambaan masing-masing pasangan suami istri, namun sesungguhnya ada banyak hal­hal lain yg juga butuh diselami dalam kehidupan berumahtangga.

Karenanya perasaan kita perlu berikan kesegaran kembali maksud kita dalam menikah yaitu peneguhan janji sepasang suami istri untuk keduanya sama sukai pada, keduanya sama membuat perlindungan baik dalam kondisi gemari ataupun duka. Melalui kesadaran itu, apa pun kondisi rumah tangga yg kita lakoni akan dapatkan satu jalan keluar. Sebab system dapatkan jalan keluar dengan berlandaskan kasih sayang saat hadapi satu permasalahan, sesungguhnya yakni satu diantara kunci keselarasan rumah tangga kita.

" Harta dalam rumah tangga itu tidaklah ada dari banyak tumpukan materi yg dipunyai, tetapi dari rasa kasih sayang serta cinta pasangan suami istri yg ada pada keluarga itu. Jadi jagalah harta keluarga yg demikian bernilai itu..! "[tausiah-viasuara.blogspot]